Sunday, September 1, 2019

FMI Tawarkan Pelatihan Mendaki Gunung untuk Komunitas Pendaki

Calon anggota Mapala UI berlatih ilmu mendaki gunung di Lembah Mandalawangi Gunung Pangrango, Jawa Barat.

- Beberapa dekade silam, aktivitas mendaki gunung identik dengan kegiatan anggota komunitas pencinta alam. Akses informasi yang belum terbuka pada waktu itu, membuat pendakian gunung ibarat hobi segelintir orang saja.

Padahal, pendakian gunung merupakan salah satu olahraga ekstrem yang membutuhkan kepiawaian tersendiri. Kemampuan-kemampuan dasar seperti manajemen perjalanan, navigasi, dan cara survival sesungguhnya diperlukan oleh pendaki guna mengantisipasi titik rawan kecelakaan di alam bebas.

Seiring dengan terbukanya akses informasi, pendakian gunung pun mulai digandrungi oleh kalangan umum. Alhasil, tak semua pendaki hari ini pernah mencicipi pendidikan dasar bergiat di alam bebas melalui komunitas pencinta alam.

Lantas, bagaimana cara agar pendaki hari ini juga bisa turut dibekali kemampuan dasar mendaki?

Salah satu caranya ialah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar melalui Federasi Mountaineering Indonesia (FMI). Wisnu Wiryawan,Pengurus Pusat Bidang Keselamatan FMI mendapat bahwa langkah ini tergolong mudah. Ia menyebut, para pendaki "amatir" tinggal membentuk komunitas dengan struktur sederhana, lalu mendaftar pelatihan yang nantinya diadakan oleh FMI.

"Ini untuk menjawab pendaki amatir. FMI sendiri nanti membuat standar kurikulum diklatnya. Penerapannya ke komunitas-komunitas yang nanti dengan sendirinya menjadi anggota FMI," kata Wisnu saat ditemui KompasTravel di gelaran Indofest 2019, Kamis (7/3/2019).


"Kasarnya, komunitasmu punya standar kompetensi mountaineering nggak? Kalo nggak, ya propose diklat, misalnya tentang navigasi dasar, survival, oke. Nanti FMI akan mengeluarkan sertifikat pelatihannya," imbuhnya.

Wisnu melanjutkan, sertifikat pelatihan ini penting sebagai ukuran kompetensi para pendaki. Ditambah jika nanti kewajiban pemakaian jasa pemandu telah ditetapkan di sejumlah taman nasional.

Selain dibekali dengan pengetahuan dasar mountaineering, komunitas pun akan terdaftar sebagai anggota FMI.

"Dengan itu, otomatis kamu akan memenuhi standar. Ketika naik gunung, ini lho kartu saya, saya anggota FMI dari komunitas X. Oke, kamu nggak perlu pakai guide," Wisnu mencontohkan.

Wisnu mengklaim jika member FMI saat ini sudah ada di 12 provinsi dan menunggu proses provinsi-provinsi lain dalam pembentukannya. Meski begitu, dibutuhkan sosialisasi yang lebih gencar demi menumbuhkan kesadaran para pendaki mengenai hal ini.

No comments:

Post a Comment