Gunungkidul merupakan surganya pantai di wilayah Yogyakarta. Birunya lautan dan deburan ombak yang mengalun lantang sangat indah dinikmati dari setiap bibir pantainya.
Namun tak hanya pantai, karakteristik pegunungan seribu yang membuat alam Gunungkidul berbukit-bukit menjadikan lokasi ini memiliki pula spot-spot yang cukup elok untuk menyaksikan indahnya panorama laut selatan dari ketinggian.
Salah satu spot yang menarik untuk dikunjungi wisatawan adalah Bukit Kosakora. Bukit ini berada persis di atas Pantai Ngrumput Gunungkidul. Untuk mencapai ke sana pengunjung diharuskan berjalan kaki dari parkiran menuju ke Pantai Ngrumput, menaiki tangga kayu, dilanjutkan dengan mendaki menuju bukit.
Di mata wisatawan, Kosakora lebih dikenal sebagai area kemping. Hampir setiap hari selalu ada pengunjung yang mendatangi tempat ini untuk mendirikan tenda. Lokasi bukit yang memiliki area datar cukup luas, menjadikan lokasi ini ideal untuk berkemah.
Setiap sore menjelang, momen melihat mentari pelan-pelan pulang ke peraduan menjadi hal yang dinanti para pengunjung. Lingkaran bulat matahari yang tenggelam di birunya laut selatan menampilkan pesona sore yang tak terlupakan.
Eloknya pemandangan sore inila yang membuat wisatawan sebaiknya datang ke Kosakora sebelum waktu terbenamnya matahari.
Saat malam beranjak, Kosakora kembali menghadirkan pesona. Dari atas bukit ini, bintang gemintang terlihat terang meski hanya dipandang dengan mata telanjang. Kosakora juga menjadi lokasi ideal untuk para pemburu foto bima sakti.
Menurut penuturan penjual warung yang bermukim di Bukit Kosakora, dahulu bukit ini tidak banyak dikenal orang. Hanya sebuah bukit yang dulunya sering dipakai untuk merumput warga sekitar saat mencari pakan ternak.
Hal ini pula yang menjadikan pantai di bawah bukit disebut Pantai Ngrumput. Karena kawasan sekitar Pantai Ngrumput maupun bukit Kosakora sering digunakan untuk merumput.
Nama Kosakora tercetus saat ada beberapa pecinta alam yang datang ke sana kemudian mendirikan tenda. Para pecinta alam tersebut tidak membawa apapun sebagai bekal di tasnya, hanya tersisa selembar koran yang kemudian membuat nama Kosakora tercetus.
Kosakora, merupakan akronim dari Koran sak lembar, kopi ora ono. Kalimat bahasa Jawa yang berarti koran satu lembar, kopi tak ada.
Datanglah ke bukit ini sekitar pukul 15.00 WIB. Selain tidak terlalu panas, ini saat yang tepat untuk Anda mempersiapkan tenda sembari menunggu matahari tenggelam.
Tips berikutnya, jika Anda tidak ingin keberatan membawa tenda, Anda bisa menyewa tenda pada Ibu penjual warung yang ada di bukit. Harga sewa tenda berkisar antara Rp 60.000- Rp 70.000.
No comments:
Post a Comment