Sunday, November 10, 2019

Tak Melulu Asin, Telur Asin Anik Darwati Melanglang hingga Hongkong

Anik Darwati, berkat keluletannya berhasil mengembangkan asinan telur yang mempunyai berbagai varian rasa dan tahan hingga 12 hari. Berkat usahanya tersebut, Dosen Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Ponorogo tersebut mengantongi laba bersih sedikitnya Rp 15 juta per bulan.


Di tangan pengusaha perempuan di Magetan, Jawa Timur ini, telur asin tak hanya melulu terasa asin. Anda akan mendapatkan beberapa varian rasa seperti rasa bawang pedas, rasa strowberi, rasa sirsak serta telur asin bakar yang dikombinasi dari rasa yang ada.

Usaha telur asin yang digeluti Anik Darwati (36), warga Desa Dung Panji berawal dari minimnya keuntungan yang didapat orang tuanya dari memelihara bebek. Untuk meningkatkan harga jual telur bebek tersebut, dosen Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Ponorogo tersebut mengolah telur tersebut menjadi telur asin.

Dari 100 ekor bebek, peternak hanya punya keuntungan Rp 50 ribu. Sangat tipis untungnya dibanding dengan harga pakan, ujarnya ketika Kompas.com berkunjung ke sentra pembuatan telur asin miliknya, Senin (9/4/2019).

Namun usaha untuk mendapatkan nilai lebih dari telur bebek tidak semudah membalik telapak tangan. Ternyata membuat telur asin yang disukai oleh pembeli tidak semudah yang dibayangkan.

Usaha pembuatan telur asin yang dirintis sejak tahun 2014 tersebut harus jatuh bangun selama 2 tahun.

Pada tahun pertama, Anik harus bolak balik menerima kenyataan pahit, di mana dari 100 butir telur asin yang dibuatnya, lebih dari separuhnya selalu dikembalikan oleh pemilik toko tempat menitipkan hasil telur asin olahannya. Ya rugi. Banyak nggak kembali modal. Kalau dikembalikan seperti itu, katanya.

Meski sering dikembalikan, beruntungnya pembeli memberitahukan kekurangan dari telur asin bikinannya. Salah satu keluhan pembeli adalah tidak tahan lama.

Mengetahui kekurangan dari produknya, Anik berburu ilmu, dari media sosial hingga berguru kepada para pembuat telur asin di Magetan dan Ponorogo. Meski masih terus merugi, namun dengan seiring upaya perbaikan di produksi telur asinnya, perlahan lahan semua telur asinnya kemudian diterima pasar.

Berbekal telur asin yang awet sampai 4 hari ternyata tak memuaskan rasa penasaran Anik. Dia mencari tahu selain awet apa yang diinginkan pelanggan dari mengonsumsi telur asin.

No comments:

Post a Comment