Saturday, November 16, 2019

Kembali ke Masa Lalu Korea di Bukchon Hanok Village

Bukchon Hanok Village di Korea Selatan.

Kota-kota di Negara Korea Selatan sekarang ini memang penuh dengan bangunan megah yang futuristik. Namun, ada satu tempat di Korea Selatan yang seolah terpisah dari segala modernisasi Negeri Ginseng ini.

Tempat itu adalah Desa Bukchon Hanok. Sama seperti namanya, terdapat ratusan rumah tradisional Korea di desa ini. Rumah tradisional itu bernama hanok yang merupakan peninggalan Dinasti Joseon.

Kini rumah tradisional di Desa Bukchon Hanock berfungsi sebagai pusat kebudayaan, wisma tamu, restoran, dan tempat minum teh. Wisatawan yang berkunjung berkesempatan untuk belajar dan merasakan sendiri budaya tradisional Korea.

Selain bangunan, struktur desa ini juga unik. Arsitektur tradisional desa penuh dengan lorong-lorong yang memesona. Berjalan di sana seolah kembali ke zaman Dinasti Joseon.

Secara harafiah, Bukchon berarti desa utara. Nama ini disematkan kepada distrik ini karena lokasinya yang berada di sebelah utara dua ikon Seoul, Sungai Cheonggye dan Distrik Jongno.

Menurut kepercayaan Konfusianisme dan pungsu, lokasi desa ini sangat strategis, yakni di kaki selatan gunung yang menghubungkan Pergunungan Baegak dan Eungbongsan. Desa ini juga dikelilingi hutan rindang dengan panorama yang indah.

Akar budaya dan tradisi desa ini adalah sekitar 600 tahun yang lalu pada era Dinasti Joeson (1392-1897). Dahulu, desa ini hanya dihuni oleh para bangsawan bersama keluarga mereka. Hal ini karena desa ini dekat dengan dua istana kota.

Para bangsawan tinggal di rumah hanok dengan arsitektur yang unik. Rumah tradisional ini lengkap dengan elemen-elemen khas seperti atap panjang dan melengkung, serta lantai ondol untuk menjaga rumah tetap hangat di musim dingin.

Kejayaan desa ini sempat berakhir pada akhir masa Dinasti Joseon. Alasan sosial ekonomi dan juga derasnya arus urbanisasi membuat tanah yang luas terbagi menjadi bangunan-bangunan kecil. Sejumlah hanok pun sempat dirobohkan.

Perubahan kondisi sosial membuat masyarakat biasa mulai menempati desa ini. Hanok bahkan dikaitkan dengan keluarga miskin karena mereka tidak mampu membeli rumah yang lebih modern.

No comments:

Post a Comment