Tuesday, November 19, 2019

Bermalam di Hotel Cinnamon, Bikin Liburan Tanpa Lupa Ibadah...

Pemandangan dari areal rooftop di Hotel Cinnamon Boutique Syariah yang berlokasi di Jalan Setiabudi, Kota Bandung.

Memilih hotel untuk tempat menginap saat musim liburan tidak boleh sembarangan.

Siapa tahu, lantaran iming-iming harga murah hotel yang kita tempati ternyata bakal mengecewakan.

Nah, demi menjawab kekhawatiran wisatawan, --terutama para pelancong yang membawa keluarga dalam hal memilih penginapan yang nyaman, hotel syariah bisa menjadi salah satu alternatif.

Layanan ini salah satunya ditawarkan Cinnamon Boutique Syariah yang berlokasi di Jalan Setiabudi, Kota Bandung.

Dengan mengusung slogan We Are Syariah Hotel, We Are Not Different, We Are Better, makafasilitas, dan aturan yang ada di hotel ini pun mengikuti gaya hidup syariah.

Dari luar, tampilan bangunan Cinnamon Boutique Hotel memang tergolong biasa saja.

Namun, ketika masuk ke dalam lobby hotel, suasana timur tengah kental terasa.

Dimulai dari ornamen-ornamen, furnitur, hiasan dinding, hingga karpet turki yang memberikan kesan mewah.

Lalu, wangi bukhuur atau kayu gaharu pun menambah kesan arab yang kental di lobby hotel ini.

Cinnamon Hotel Boutique Syariah mengutamakan kemewahan interior yang bergaya middle east di mana kamar memiliki desain yang berbeda.

Begitu kata Tisha Angelia, Marcomm Cinnamon Hotel Boutique Syariah kepada Kompas.com, Selasa (19/2/2019).

Nah, jangan kaget apabila saat check in Anda dan pasangan akan ditanya soal status perkawinan.

Memang -mungkin, agak risih buat para traveler yang biasa keluar masuk hotel tanpa ditanya status perkawinan.

10 Hal yang Pantang Dilakukan saat Berada di Pesawat

Awak kabin Garuda Indonesia, melayani penumpang pesawat dalam penerbangan Jakarta-Balikpapan, Jumat (7/12/2018). Garuda Indonesia meluncurkan layanan penerbangan bernuansa klasik bertajuk Garuda Indonesia Vintage Flight Experience dari tanggal 7-17 Desember 2018

Bepergian dengan pesawat memang menjadi pilihan banyak orang. Selain harganya yang kini mulai terjangkau, pesawat juga punya keunggulan dari segi kecepatan dan pelayanan.

Namun demikian di pesawat ada berbagai aturan baik lisan maupun tidak lisan. Peraturan ini wajib dilakukan, demi kepentingan diri sendiri dan penumpang lainnya. Berikut adalah 10 hal yang jangan dilakukan saat berada di pesawat.

Baik di lingkungan bandara maupun di pesawat, jangan pernah bercanda soal bom. Sanksinya cukup berat dan berlaku di semua bandara dan maskapai dunia. Pilihlah topik bercanda lain, selain bom.

Banyak penumpang memilih untuk mendengar musik atau tidur selama peragaan keselamatan. Padahal peragaan keselamatan baiknya ditonton setiap kali menumpang pesawat. Selain peragaan keselamatan, hitung juga jarak kursi terdekat ke pintu atau jendela evakuasi.

Jangan pernah mencoba minum obat baru yang Anda tidak tahu efek sampingnya saat bepergian naik pesawat. Coba dahulu minum obat saat berada di darat. Sebab efek obat tidak dapat diprediksi, dan meski ada penanganan pertama untuk korban sakit di pesawat tidak selengkap di darat.

Sirkulasi udara kabin yang sempit, membuat makanan berbau dapat tercium oleh satu penumpang peawat. Jadi jangan makan makanan berbau di pesawat.

Kesalahan yang banyak dilakukan orang, merebahkan kursi saat waktu makan. Harus diingat, orang lain di belakang Anda mengandalkan meja makan yang terletak di belakang kursi Anda.

Segelas minuman beralkohol mungkin masih bisa ditolelir dan membantu mempercepat tidur. Lebih dari itu malah memberi efek sebaliknya, tubuh akan terus dehidrasi dan bisa menghilangkan kesadaran.

Orang lain juga membawa bagasi kabin, kecuali jika bagasi di atas kepala Anda sudah penuh. Mintalah bantuan kepada kru kabin, dimana harus menaruh bagasi Anda.

Menghalangi penumpang sebelah bisa menggunakan berbagai benda yang ditaruh di kaki. Bijaklah memilih barang yang harus Anda taruh di kolong kursi sehingga tidak menyusahkan orang lain saat ingin keluar.

Bukan rahasia umum jika kursi pesawat semakin kecil. Dengan kata lain ruang privat semakin mengecil. Jadi hargai tempat penumpang lain, misalnya tidak mengangkang terlalu lebar hingga mengganggu penumpang lain, melempar rambut ke sembarang tempat, atau menguasai lengan kursi.

Baik kepada penumpang maupun ke kru kabin, jangan sekalipun bertindak dan berbicara asusila. Sekalipun jika Ada beranggapan asusila bentuk bercanda. Hal tersebut dapat diproses dan dikenakan sanksi.

Pantai Mingar, Surga Kecil di Lembata

Pesona Pantai Mingar, di Desa Pasir Putih, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur yang sangat memanjakan mata

Pemerintah Kabupaten Lembata tengah mengembangkan destinasi-destinasi wisata yang unik dan menarik di daerah itu. Salah satu destinasi wisata yang terus dikembangkan adalah Pantai Mingar.

Pantai ini terletak di desa Pasir Putih, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pantai Mingar terus dikembangkan untuk menjadi ikon wisata pantai di kawasan selatan negeri dongeng itu. Dengan pengembangan yang terus dilakukan diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke wilayah selatan pulau yang biasa disematkan "negeri dongeng" itu.

Pada bulan Februari 2019 Pemkab Lembata menyelenggarakan sebuah Festival "Guti Nale" di Pantai Mingar ini. Festival ini dibuat untuk mempromosikan wisata Pantai Mingar ke dunia luar.

Pantai yang selalu berubah wujud ini jaraknya sekitar 20 kilometer dari Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata.

Sepanjang perjalanan, anda akan dimanjakan dengan padang savana yang luas. Di savana tersebut ada spot wisata yang terkenal dengan nama Bukit Cinta. Tidak jauh juga, ada spot wisata yang terkenal dengan nama Bukit Doa.

Di tengah jalan yang berkelok di antara padang savana ini juga kita bisa menyaksikan laut yang indah dan Pulau Adonara yang cantik. Perjalanan menuju Pantai Mingar memang sungguh memanjakan mata.

Kondisi jalan menuju Pantai Mingar ini memang sangat buruk. Belum ada perhatian serius dari Pemkab Lembata.

Tetapi, tak perlu cemas. Letih dan lelah melewati jalan berlubang nan curam akan terbayar ketika tiba di Pantai Mingar. Keindahan Mingar tak tertandingi pantai mana pun, terutama saat pagi dan sore.

"Uniknya, pantai ini mengalami siklus. Siklus perubahannya biasa terjadi pada April sampai Januari. Selama 10 bulan ini, pantai ini dipenuhi pasir putih sepanjang 5 kilometer. Tetapi, dari Februari hingga Maret, pasir putih hilang. Yang ada hanya sisa batu karang dan sedikit pasir hitam," tutur Alvin Beraf, salah satu tokoh muda desa Pasir Putih kepada Kompas.com pada Februari lalu.

"Pantai ini boleh disebut surga kecil di Lembata. Berada di sini kita pasti nyaman. Udaranya sejuk, pasir putih yang membentang luas membuat pengunjung menarik berkunjung. Sore hari, matahari, kita bisa menikmati senja di balik Pulau Suanggi," ujar Alvin.

Ia mengatakan, Pantai Mingar juga cocok pengunjung bisa berenang, berselancar dan surfing. Karena gelombang lautnya cukup tinggi mencapai 2-3 meter.

Sayangnya, di balik indahnya pesona Pantai Mingar belum tersedia fasilitas penunjang seperti penginapan bagi pengunjung. Warga setempat hanya bisa membangun bale-bale wisata sederhana.

"Harapannya ke depan pemerintah bisa ken tempat ini menata pantai ini dengan baik. Supaya bisa memikat para pengunjung, baik lokal maupun mancanegara," harap Alvin.

Kepala Desa Pasir Putih, Isodorus Pasing mengatakan Pantai Mingar ramai dikunjungi pada hari Minggu dan hari libur.

"Orang-orang lokal dan bule biasa berkunjung ke Pantai Mingar. Tetapi, jumlahnya sedikit sekali. Padahal pantai ini sangat bagus untuk dikunjungi. Banyak spot-spot wisata di sini," kata Isodorus kepada Kompas.com.

Kamijoro, Taman Bendungan Paling "Instagenic" di Kulon Progo

Taman Bendung Kamijoro ini berada di Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo.


-Taman Bendung Kamijoro bagaikan magnet baru bagi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Taman ini berada di Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo.

Ribuan orang datang ke bendungan ini setiap harinya. Mereka berasal dari beragam kota baik dari pelosok-pelosok Kulon Progo, Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kota Yogyakarta. Tidak sedikit warga yang datang dari Jawa Tengah seperti Magelang, Purworejo, bahkan Surakarta.

Warga datang bukan hanya jadi wisatawan tetapi juga mengadu nasib untuk mendapatkan rezeki dari banyaknya wisatawan. Mereka berkendara dengan motor hingga mobil dan memenuhi kantong-kantong parkir di sekitaran dusun.

"Belum pernah saya lihat tempat (wisata) sampai didatangi orang sebanyak ini. Coba lihat, jembatan itu sampai penuhnya seperti itu," kata Budi Utomo, warga asal perbatasan Yogyakarta dengan Klaten.

Budi sengaja merekam momen keramaian ini untuk dokumentasi.

Taman merupakan bagian dari bendungan Kamijoro yang melintang seolah menahan derasnya aliran Sungai Progo, salah satu sungai terbesar yang membelah Yogyakarta. Bagian bendungan di sisi Timur berupa pintu sistem pengairan atau irigasi untuk sawah-sawah desa yang berada di Bantul dan sekitarnya.

Di atas bendungan terdapat jembatan cantik sepanjang 161 meter dengan lebar 3 meter. Bentuk jembatan serupa Jembatan Ampera di Palembang, lengkap dengan hiasan tali baja. Kanan-kiri jembatan dipasang pengaman dan lampu penerang bagi orang yang menyeberang pada malam hari.

Kabupaten Bantul dan Kulon Progo terhubung oleh jembatan ini, tepatnya antara Dusun Plambongan, Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul dengan Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo. Tanpa jembatan itu, orang harus memutar sangat jauh.

Taman Bendung Kamijoro berada di sebelah Barat jembatan dan masuk dalam wilayah Kaliwiru. Taman inilah tujuan akhir mereka yang datang ke Kamijoro.

Seorang pelaksana proyek pembangunan bendung Kamijoro mengungkap bahwa luas taman kira-kira sekitar 40.000 meter persegi. Taman memiliki plaza terbuka untuk tempat orang berkumpul, foto-foto, dan bisa untuk melaksanakan aktivitas massal. Pada plaza terdapat undak-undak memanjang yang bisa dipakai sebagai panggung ataulah tempat duduk. Warga suka berdiri dan foto-foto di undakan yang punya latar tulisan "Bendung Kamijoro" dengan tulisan latin maupun Jawa.

Di sisi lain dari taman, terdapat shelter bertudung tenda raksasa yang dipakai warga untuk berteduh. Tak jauh dari tenda terdapat taman bermain bagi anak-anak yang menyukai jungkat jungkit, ayunan, hingga luncuran.

Selain itu, taman juga dikemas menjadi kawasan pohon buah-buahan dengan batang keras. Sedikitnya ada sekitar 300 pohon buah dengan batang keras, mulai dari jambu air hingga jambu kristal, sawo, kelengkeng, rambutan, mangga.

"Ada durian juga. Kalau sudah besar nanti jadi kebun buah-buahan," kata Agung, seorang pelaksana kerja di proyek tersebut.

Monday, November 18, 2019

Akhir Tahun, "Musim Dingin Hadir di Kota Tangerang

Hallstatt di Negara Austria ketika musim dingin.

Siang tadi, Kamis (11/4/2019) cuaca di sekitar Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten terasa begitu panas. Gedung-gedung yang menjulang tinggi, tanah lapang yang telah berlapis semen, dan minimnya pepohonan membuat suasana di sekitar kawasan tersebut kian terik.

Namun taukah Anda, pada akhir tahun ini, tepatnya pada tanggal 19 29 Desember 2019, akan hadir desa bermusim dingin buatan yang dapat dijadikan obyek wisata Anda dan keluarga.

Desa bermusim dingin buatan ini dihadirkan dalamICEFEST 2019yang tahun ini mengangkat temaA Journey To Winter Village. Festival ini akanbuka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB di BSD City dengan biaya tiket masuk Rp 50.000.

ICEFEST akan menyuguhkan konsep Tematik ExpodanFestivalyangfreshdengan menggabungkan kedua unsur tersebut pada musim liburan akhir tahunini.Melalui ICEFEST pengunjung nantinya akan merasakan secara langsungberbagai pengalaman dengan unsur-unsur edukasi, hiburan, kuliner dan juga pengalaman berbelanja yang dikemas dalam nuansa musim dingin," papar Presiden Direktur PT Indonesia International Expo Ryan Adrian,Kamis.

Di kesempatan yang sama, Deputy GMdari IIG Events Edwina Tirta mengatakan, ICEFEST juga akan memberikanpengalaman hiburan dan belanja yang tidakbiasa yang didukung dengan brand-brand favoritternama.

Kami memilikiThe F Thing Mall untukpecinta fashion& beauty,beauty store dari Nature Republic, dan Yogurt Shop dari Yogurtland. Tidak hanya itu, kami juga membuat areaLe Gourmet No.19 untukmakanan & minuman yang disajikan dengan konsep gourmet serta area untuk anak-anak mulai dari playground, fashion anak, toys shop dan juga brand-brand lain yang dapat dipastikan menghadirkan konten serta produk yang menarik bagi seluruh anggota keluarga. Selain itu, kami juga menghadirkanarea untuk pecinta kopidanFood Market bagi pecinta kuliner, paparnya.

Tak hanya itu, pengunjung juga akan disuguhkan konser musik, pertunjukan musikal seperti Konser Dongeng Naura 4 yang diselenggarakan pada tanggal 21 Desember 2019 dalam rangka memperingati hari ibu pada 22 Desember mendatang.

ICEFEST juga akan menyuguhkan Drama MusikalCharitydengan judul The Tale of Happy Village yang semua hasil penjualan tiket tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan beberapa yayasan anak yang membutuhkan.

Untuk menggambarkan suasana di ICEFEST, pengunjung dapat merasakan musim dingin dengan suhu mencapai 10 derajat celcius. Yang tak kalah spesial, pengunjung dapat menikmati indahnya desa dengan suasana siang hari dan pemandangan desa dengan lampu-lampu yang indah di malam hari yang dikenal denganAM/PM Experience, lanjut Edwina.

The Baldysatau keluarga dari Baldi dan Nola B3 didaulat sebagai Brand Family ambassador dalam festival tahun ini.

Tak hanya menghadirkan nuansa pedesaan dengan musim dinginnya, ICEFEST 2019 juga akan mengangkat kisah imajiner tentang tokoh monster kartun bernama Ilo yang kesepian dan membutuhkan anak-anak lain sebagai teman bermain.

Kisah Ilo ini akan hadir setiap minggu di Instagram @Icefestid dengan video berdurasi 1 menit dan setiap bulannya di Youtube dengan durasi 4 menit dimulai akhir bulan April ini.

Kisah ini dihadirkan dengan harapan orangtua mempunyai referensi tayangan baru untuk anak yang sarat dengan nilai-nilai positif, yaitu menghargai dan mencintai keluarga.

Dengan adanya cerita Ilo kami mau lebih banyak bercerita kepada anak-anak untuk bisa lebih bersyukur, bentuk syukur juga bisa dengan kita membantu orang lain. Saya, Nola, Naura, Ney, Bevan akan bantu ILO dapat teman dan keluarga baru, dengan begitu saya berharap orangtua bisa mengajarkan banyak nilai-nilai dengan kehadiran Ilo ini diICEFEST 2019, ujar Baldy.

Dinilai Kumuh, Pedagang di Lokasi Wisata Waduk Lhokseumawe Ditertibkan

Personel Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP dan WH) Kota Lhokseumawe menertibkan pedagang yang berada di sepanjang jalan lingkar obyek wisata Waduk Lhokseumawe, Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (27/2/2019).

Puluhan personel Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP dan WH) Kota Lhokseumawe menertibkan pedagang yang berada di sepanjang jalan lingkar obyek wisata Waduk Lhokseumawe, Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (27/2/2019).

Penertiban itu juga melibatkan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop), Dinas Perhubungan, dan Camat Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.

Kepala Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe, Irsyadi menyebutkan sebanyak 17 warung ditertibkan, termasuk kursi yang dipasang di badan jalan lingkar waduk tersebut.

Kita sudah surati tiga kali para pedagang ini. Kita ingin, agar badan jalan tak dijadikan lokasi meletakkan kursi. Keindahan waduk penting agar wisatawan nyaman, katanya.

Selama ini, menurut Irsyadi, lokasi itu terkesan kumuh karena para pedagang mendirikan tenda dengan kayu. Hal itu berdampak keindahan waduk tertutup dengan tenda-tenda yang dibangun sembarangan.

Dia menegaskan tidak ada larangan untuk berjualan, namun harus mengikuti penataan, sehingga dagangan makanan dan minuman berdampak pada kenyamanan pengunjung.

Kami imbau agar pedagang tertib, tata lokasi berjualan dengan bagus, jaga kebersihan di lokasi. Kalau wisatawan ramai berkunjung kan yang laku juga dagangan mereka. Ini harus kita jaga sama-sama, pungkasnya.

Ratusan Kuda Ramaikan Festival Pasola di Sumba Barat

Seorang peserta bersiap melempar kayu ke arah lawan dalam Festival Pasola, di Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, NTT, Selasa (26/2/2019). Festival Pasola Wanokaka yang digelar satu tahun sekali itu sebagai bagian dari kegiatan menjaga adat dan tradisi masyarakat Sumba, khususnya Merapu agama asali orang Sumba.

Sebanyak 200 ekor kuda turut maramaikan acara Festival Pasola yang digelar di Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, NTT, Selasa (26/2/2019) siang.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat, Charles Herman Weru mengatakan bahwa para peserta yang terlibat dalam acara tersebut adalah mereka yang sudah terbiasa dengan acara pasola tersebut.

"Mereka sudah terbiasa dalam acara Pasola sehingga akan menjadi hal biasa buat mereka," katanya.

Ia menjelaskan bahwa bagi mereka yang memiliki kuda, sudah menjadi kewajiban untuk ikut dalam tradisi yang dilakukan setelah pemanggilan nyale (cacing laut) oleh para Rato.

"Kegiatan pasola ini kan merupakan acara satu tahun sekali di Wanokaka. Karena itu, bagi mereka pemilik kuda, bertarung di arena pasola adalah sebuah kewajiban," ujarnya.

Wanokaka adalah salah satu desa terpencil yang berjarak sekitar 70-an kilometer dari Kota Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat.

Menurut dia, berkat Pasola, desa terpencil itu kini dikenal banyak orang bahkan sampai ke seluruh penjuru dunia lewat para wisatawan mancanegara yang sempat menyaksikan acara Pasola di Wanokaka.

Pelaksaan Pasola sendiri, lanjut Charles, sangat berkaitan dengan hasil panenan yang akan didapat oleh warga di Kecamatan Wanokaka.

Hal tersebut juga diakui oleh Rato atau imam besar dari Kepercayaan Merapu yakni Rato Waigali Mawu Hapu.

Menurut dia jika dalam kegiatan pasola ada yang menjadi korban seperti mengalami kecelakaan saat ditombak maka akan memberikan hasil yang baik bagi hasil pertanian di daerah itu.

"Itu adalah kepercayaan kami. Namun keperayaan itu perlahan-lahan mulai memudar karena perkembangan zaman. Biasanya akan ada tumbal jika ada Pasola, tetapi itu sudah terjadi pada puluhan tahun yang lampau," ujar Rato Waigali Mawu Hapu.

Dia menambahkan, peserta Pasola adalah masyarakat yang memang punya keinginan sendiri untuk turun bertarung di arena Pasola, karena masyarakat Wanokaka tak mau kehilangan budayanya.