Sunday, July 21, 2019

Taman Jinja Bali Jadi Perdebatan Netizen, Ini Kata Pengelola dan Asita

Taman Jinja di Karangasem, Bali.

Taman Jinja di Karangasem, Bali, baru dibuka empat bulan lalu tepatnya Februari 2019. Namun dapat menjadi perbincangan hangat Netizen di Twitter dan Facebook.

Taman ini menuai kontroversi dan dukungan, lantaran memiliki spot berfoto ala Fushimi Inari di Kyoto, Jepang yang terkenal dengan deretan torii (gerbang kuil) warna oranye hitam.

Banyak netizen menuding anjungan foto ala luar negeri merupakan bentuk kurang apresiasi akan budaya asli Bali dan tidak ada bedanya dengan taman di negara lain.

Ada pula netizen yang menyebutkan inilah kreatifitas orang Bali untuk mendatangkan wisatawan lokal dan mancenegara. Soal budaya, orang Bali sudah ditanamkan sejak kecil.

Kontroversi di kalangan netizen ini rupanya sampai ke telinga Kelompok Pengelola Taman Jinja di Karangasem, Bali.

"Awal dibuka Taman Jinja ini sebenarnya dari teman asli Karangasem yang pernah bekerja di Jepang. Ia pulang ke kampung halaman dan ingin membuat taman agar bisa buka lapangan pekerjaan untuk orang-orang di banjar (desa adat)," kata Wakil Ketua Kelompok Pengelola Taman Jinja, I Wayan Sudar dihubungi KompasTravel, Kamis (20/6/2019).

Dipilihnya taman ala Jepang yang mirip dengan torii di Fushimi Inari ini menurut Sudar karena temannya itu terinspirasi saat berwisata di Jepang.

Setelah dibuka dan ramai pengunjung, Taman Jinja yang berada di Desa Besakih ini ternyata memang bermanfaat bagi penduduk sekitar. Sudar mengatakan dari orang-orag yang tadinya meganggur, diajak bekerja di Taman Jinja. Banyak pula yang membuka usaha di sekitar Taman Jinja.

"Manfaatnya banyak, termasuk dananya itu disalurkan untuk adat. Jadi masuk ke pura," jelas Sudar.

Untuk demografi wisatawan, Sudar menjelaskan di hari biasa hanya ada 25-30 orang pengunjung. Pada akhir pekan sekitar 100 orang. Sedangkan apda hari libur nasional, seperti momen Lebaran mencapai 1.000 orang.

Wisatawan yang berkunjung ke Taman Jinja lebih banyak didominasi wisatawan asal Bali sendiri, baru wisatawan luar Bali seperti dari Pulau Jawa. Untuk wisatawan asing terhitung sangat sedikit. Dalam sebulan hanya ada tiga atau empat orang yang berkunjung.

Biaya masuk Taman Jinja terbilang terjangkau oleh semua kalangan yakni Rp 10.000 per orang. Sudar mengatakan tidak akan ada kenaikan biaya masuk untuk ke depan.

No comments:

Post a Comment