Suku Using memiliki rumah adat khas yang tersebar di beberapa desa di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Salah satunya di Desa Kemiren. Di desa adat tersebut, masih banyak dijumpai beberapa rumah adat Using kuno yang ditempati hingga saat ini.
Salah satu kekhasan dari rumah adat Using dapat dilihat dari atap rumah. Menurut Arif Wibowo, arsitek asal Banyuwangi yang juga pendiri Arsitek Muda Banyuwangi kepada Kompas.com, Sabtu (16/2/2019) menjelaskan rumah adat Using memiliki tiga bentuk atap yaitu Tikel Balung, Baresan dan Cerocogan.
Bentuk Tikel Balung merupakan bentuk dasar rumah adat Using yang terdiri dari empat rab (bidang) atap. Satu unit Tikel Balung biasanya dimiliki setiap keluarga yang menaungi aktivitas penghuninya.
Pembentukan ruang-ruang di dalamnya didasarkan pada jumlah orang yang menghuninya. Sementara bentuk Baresan adalah bentuk yang lebih sederhana dari Tikel Balung dengan menghilangkan satu rab di belakanganya sehingga terdiri dari riga rab (bidang).
Menurut Arif, Baresan tidak bisa dikatakan sebagai unit rumah sendiri karena muncul sebagai respon penambahan ruang karena satu unit Tikel Balung tidak cukup menampung kebutuhan ruang karena penambahan fungsi ruang dan anggota keluarga.
"Jadi jika kurang luas, maka bagian belakang akan ditambahi Baresan. Sangat jarang ditemukan tipe Baresan yang berdiri sendiri," jelas Arif.
Sementara bentuk atap Cerocogan adalah bentuk atap yang paling sederhana dari tipe arsitektur Using dan jarang digunakan sebagai fungsi utama sebuah rumah hunian.
Karena bentuknya yang sederhana terdiri dari dua rab (bidang), bentuk Cerocogan digunakan untuk menaungi pawon (dapur) yang biasanya terdapat di bagian belakang rumah.
"Strata sosial masyarakat Using bisa dilihat dari bentuk atapnya, jika jumlahnya lengkap terdiri dari Tikel Balung, Baresan dan Cerocogan atau lebih banyak maka bisa dipastikan jika dia orang kaya dan terpandang di wilayahnya," kata Arif.
Ia juga mengatakan, Desa Kemiren adalah salah satu desa yang masih dengan mudah ditemukan rumah adat Using yang berfungsi sebagai rumah tinggal.
Dia juga menjelaskan bagian-bagian struktur rumah adat Using antara lain Sangga Tepas, Gelandar, Saka, Ubag, Ampig-ampig, Jait Cendhek, Doplak, Suwunan, Ander, Penglari, Jait Dhawa, Reng dan Dur.
Sementara untuk dinding samping dan belakang rumah, masyarakat Using memilih menggunakan bambu yang disebut ghedeg pipil dan untuk bagian depan menggunakan Gebyog yang terbuat dari kayu.
Selain itu, keunikan rumah adat Using adalah konstruksi bangunan yang dapat dibongkar pasang menggunakan sistem tanding tanpa paku tapi menggunakan sasak pipih yang bernama paju.
"Saat anak menikah, biasanya orang tua akan membangunkan rumah tikel balung baik lama atau pun baru karena rumah Using ini kan bisa bongkar pasang dan tanpa menggunakan paku sehingga mudah untuk dipindahkan," kata Arif.
Untuk bagian dalam rumah adat Using dibagi dalam beberapa bagian yaitu amper atau bagian depan rumah, bale yang merupakan ruang tamu atau ruang kegiatan adat, njerumah atau njero omah yang berarti bagian dalam rumah tempat aktivitas pribadi pemilik rumah dan pawon atau dapur serta ampok yang berada di kanan dan kiri rumah.
Untuk menuju ke dapur, biasanya tamu akan melewati samping rumah, dan masuk melalui pintu dapur sehingga tidak perlu melewati bagian njerumah.
No comments:
Post a Comment